X

Refleksi Program Kuliah Kerja Nyata terintegrasi di Universitas Negeri Alauddin Makassar: Antara Pengabdian dan Tren Sosial

Oleh Aditya Rahman

Staf Bidang Pengkajian dan Penalaran HMJ Ilmu Falak 2025

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu momen penting dalam dunia akademik kemahasiswaan di Universitas Negeri Alauddin Makassar (UINAM). KKN dirancang sebagai wadah pembentukan karakter, pemberian pengalaman lapangan, serta sarana pengabdian langsung kepada masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan untuk menjawab persoalan nyata di tengah masyarakat. Namun demikian, dalam pelaksanaannya muncul pertanyaan kritis Apakah KKN benar-benar memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan masyarakat, atau justru telah bergeser menjadi ajang formalitas dan tren sesaat (FOMO), sehingga menghilangkan makna sejatinya?

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terintegrasi yang dilaksanakan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar (FSH) merupakan lebih dari sekadar kewajiban akademik ia adalah ruang aktualisasi diri, pengabdian nyata, dan laboratorium kehidupan sosial bagi para mahasiswa. Dengan semangat lintas zonasi, mahasiswa ditugaskan di berbagai wilayah di luar pulau asal mereka. Ini bukan hanya tentang perpindahan geografis, tetapi juga tentang perluasan wawasan, pembelajaran lintas budaya, dan penempaan karakter di medan yang nyata. Mahasiswa diajak keluar dari zona nyaman, berinteraksi dengan realitas masyarakat yang kompleks, serta belajar menempatkan diri sebagai bagian dari solusi. Dalam KKN Terintegrasi ini, mahasiswa tidak hanya hadir sebagai tamu, melainkan sebagai mitra strategis masyarakat. Mereka melakukan observasi, menganalisis permasalahan di bidang hukum, pendidikan, dan sosial, lalu menyusun program-program yang bersifat solutif dan aplikatif. Baik dalam bentuk penyuluhan hukum, pendampingan administrasi syariah, maupun kegiatan edukatif lainnya, setiap langkah adalah bagian dari proses belajar yang bermakna. Lebih dari itu, KKN Terintegrasi membuka ruang besar untuk membangun jejaring sosial dan profesional, memperluas relasi, dan menanamkan nilai-nilai integritas, tanggung jawab, serta kepekaan terhadap problematika umat. Inilah titik temu antara ilmu dan amal, antara teori di ruang kelas dan praktik di tengah masyarakat. Melalui program ini, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi intelektual yangberilmu, berakhlak, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi perubahan sosial. KKN bukan sekadar program tahunan, melainkan bagian dari perjalanan membentuk jati diri mahasiswa sebagai calon pemimpin umat dan bangsa.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa penempatan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terintegrasidi luar pulau khususnya di daerah yang memiliki daya tarik wisata berpotensi menimbulkan efek FOMO (Fear of Missing Out) bagi sebagian mahasiswa. Dalam situasi ini, motivasi mengikuti KKN bukan lagi semata-mata karena panggilan pengabdian atau keinginan belajar bersama masyarakat, melainkan karena tergoda menjadikan KKN sebagai ajang eksistensi, liburan terselubung, dan konten media sosial. Lokasi yang menarik dan pemandangan yang indah memang menjadi daya pikat tersendiri. Namun, ketika fokus mahasiswa lebih tertuju pada estetika visual dibandingkan esensi program, maka KKN rawan berubah menjadi kegiatan formalitas belaka. Program kerja dijalankan seadanya, interaksi dengan masyarakat menjadi dangkal, dan nilai-nilai pengabdian perlahan tergantikan oleh pencitraan. Jika hal ini terus terjadi, maka substansi dari KKN itu sendiri akan hilang. KKN bukan lagi wadah pembelajaran sosial dan penguatan karakter, melainkan hanya menjadi rutinitas akademik tanpa ruh. Padahal, tujuan utama dari KKN adalah agar mahasiswa belajar hadir secara nyata di tengah masyarakat—mendengarkan, merasakan, menganalisis, dan menawarkan solusi dari sudut pandang keilmuan mereka.

Makna dari KKN Terintegrasi sebenarnya kembali lagi ke diri kita masing-masing. Apakah kita menjalaninya dengan niat untuk belajar, mengabdi, dan tumbuh bersama masyarakat? Atau sekadar ikut-ikutan karena takut ketinggalan momen, tergoda lokasi yang estetik, dan menjadikannya ajang pamer di media sosial.Yang menentukan apakah KKN ini benar-benar berdampak atau cuma jadi formalitas adalah niat dan mentalitas kita sendiri sebagai mahasiswa. Karena sejatinya, KKN bukan hanya soal tempat yang jauh dan indah, bukan soal dokumentasi yang keren, tapi tentang apa yang kita bawa saat datang, dan apa yang kita tinggalkan saat pulang. KKN itu ruang latihan kehidupan. Di sana kita belajar menghadapi realitas, memahami masyarakat, menyelesaikan masalah, menjalin relasi, dan menimba ilmu langsung dari kehidupan. Kalau niatnya kuat dan kesiapannya matang, KKN bisa jadi pengalaman yang nggak terlupakan bukan karena tempatnya, tapi karena maknanya.

Jadi, mari jalani KKN bukan cuma karena FOMO, tapi karena kita benar-benar ingin memberi makna. Karena yang akan diingat bukan fotonya, tapi jejak yang kita tinggalkan.

Dipublikasikan pada 30 July 2025